Tempatnya Hobies, Peternak dan Pecinta Kelinci Mencari Info dan Kelinci Berkualitas di Kota Palembang. Kami juga menyediakan Obat-obatan dan pakan kelinci dengan harga yang terjangkau. cp: Abu Syafwan email: safwanabu0@gmail.com, G-talk : safwanabu0@gmail.com, Facebook : kelinciwongkito atau abu syafwan phone: 081 220 247 414 Beberapa Gbr di Blog ini ada yg diambil dari internet, jk ada Gbr Anda yg saya gunakan dan Anda menginginkan untuk diremove silahkan hubungi saya. Tks

0212345545

0212345545

113-00-0644220-0

113-00-0644220-0

Kandang Galvanis

perlengkapan kandang

Obat Scabies Minum

Pelet Kelinci

Kamis, 31 Maret 2011

Eksperimen Pembuatan Biogas dari kotoran Kelinci

Kotoran kelinci semakin menumpuk dengan semakin bertambahnya jumlah kelinci. Pengolahan kotoran kelinci untuk dijadikan pupuk tanaman sudah banyak dibahas. Tetapi ada suatu keinginan untuk mencoba kotoran kelinci ini dapat diproses terlebih dahulu mejadi Biogas sehingga dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif untuk kebutuhan rumah tangga. Setelah pemanfaatan kotoran ini menjadi sumber energi, sisanya tetap dapat dimanfaatkan juga sebagai pupuk organik yang tetap memiliki kualitas sebagai penyubur tanah dan tanaman. Jadi, ada dua keuntungan yang diperoleh dengan melakukan proses pengolahan menjadi Biogas ini.
Sebelum nantinya dapat diterapkan sebagai energi rumah tangga, perlu dilakukan eksperimen/percobaan.

Secara teori dapat dijelaskan sbb:
Kebutuhan akan Alat/Bahan:

1. Galon air mineral beserta tutupnya
2. Pisau untuk melubangi tutup galon
3. Pipa logam kecil denga diameter kira-kira 1 cm
4. Selang plastik aquarium dengan diameter 1 cm
5. Air.
6. Kotoran kelinci.


Tahapannya:

1. Masukkan kotoran kelinci sampai 1/2 galon.
2. Isilah galon tersebut dengan air secukupnya lalu tutup yang rapat (jangan sampai ada lubang sedikit pun).
3. Siapkan pipa logam dengan diameter 1 cm sepanjang 10 cm dan 20 cm (2 buah)
4. Siapkan selang plastik aquarium dengan diameter 1 cm, sepanjang 1 meter.
5. Lubangi tutup galon air mineral sedikit saja (Jangan dibuka tutupnya agar gas tidak hilang/habis menguap).
6. Lalu tusukkan pipa logam pada tutup tersebut.
7. Kemudian sambungkan selang plastik ke pipa logam pada tutup galon tersebut (sebaiknya sambungkan kran untuk memudahkan ujicoba penggunaan gas sehingga tdk terbuang sebelum dipakai).
8. Di ujung selang satunya, sambungkan pipa logam 20 cm.
9. Simpan selama 7 hari
10. Lakukan uji coba dengan membuka kran dan menyulut dengan korek api.


Yang perlu dicatat dari hasil eksperimen ini adalah :
1. Berapa besar energi yang dihasilkan dengan mengujinya untuk memasak air (kapasitas air / lama pembakaran)
2. Berapa banyak kotoran kelinci yg dibutuhkan
3. Berapa waktu ideal terjadinya gas
4. Membuat kesimpulan apakah ekonomis dijadikan alternatif pengganti atau sebagai tambahan energi di rumah tangga.Sebagai referensi yang dilakukan oleh LiBEC (Livestock Bioenergy Conversion) Fakultas Peternakan Unpad, mengembangkan instalasi biogas perdesaan kapasitas biodigester 3m3. dengan diisi kotoran ternak (wastewater) sebanyak 25 liter mampu memproduksi gas methan 4,14m3/hari setara dengan minyak tanah 2,56 liter.

Ada yang berminat bereksperimen ?

Note:

Beberapa Gbr di Blog ini diambil dari internet, jk ada Gbr Anda yg saya gunakan dan Anda menginginkan untuk diremove silahkan hubungi saya

Buat Sendiri Tempat Minum Kelinci versi-2

Tempat minum kelinci buatan sendiri versi-1 sudah tahu kan, perbedaan dengan versi-2 adalah dalam hal pemakaian stoper aja. kalau di ver-1 menggunakan prinsip kedap udara sehingga air tidak mudah keluar (untuk mengakalinya Anda perlu mencoba panjang pendeknya pipa, antara 10 - 15 cm agar diperoleh kedap udara sehingga air tdk mudah ngocor). Nah di ver-2 ini menggunakan tambahan biji tasbih ( bisa juga diganti dengan gotri atau biji klaher).

Bahan Yang perlu disiapkan :
  1. Botol bekas kemasan air mineral(usahakan yg berbahan agak tebal),
  2. Lem bakar (bisa di beli di toko elektronik),
  3. Benang sepatu,
  4. Pipa almunium,
  5. Selang plastik(yg muat pas bila dimasukkan ke pipa),
  6. Biji tasbih(cari yg longgar bila masuk pipa danberbahan keramik/batu)
Cara Membuat :

    Gbr-1
  1. Buat rangkaikan dulu biji tasbih+benang sepatu+selang kecil yg sudah di potong kecil2(setengah cm). lihat Gbr 1.
  2. Gbr-2
  3. Siapkan pipa yg sudah dipotong(5cm) dan haluskan bekas potongannya supaya tidak melukai lidah kelinci. lihat Gbr 2. 
  4. Gbr-3
  5. Masukkan rangkaian tadi(di Gbr 1) kedalam pipa sampai biji tasbih menyembul keluar setengah. lihat Gbr-3
  6. Gbr-4
  7. Pasangkan rangkaian(Gbr 3) ke botol yang sudah di lobangi lalu lem dengan menggunakan lem bakar. lihat Gbr 4.
  8. Gbr-5
    Gbr-6
  9. Hasilnya seperti (Gbr 5 & Gbr 6) masih jauh dari sempurna,tapi untuk fungsinya saya rasa cukup lumayan dan biayanya juga jauh lebih murah.Bagai mana selanjutnya ? Silahkan coba sendiri....Selamat mencoba !
Anda juga bisa membaca artikel tentang cara membuat sendiri tempat minum kelinci ver-1
dikutip dari FaceBooknya Zainal Arifin


Selasa, 29 Maret 2011

Sumber Uang dari Kotoran Kelinci

Pupuk dari kotoran kelinci

Istilah Ternak Kelinci adalah ternak uang yang ditulis menjadi judul sebuah buku mungkin sedikit banyak ada benarnya, karena potensi dari hewan imut ini jika digali sungguh luar biasa semua bisa jadi uang.
Kalau dari hewannya sendiri, Anda pasti sudah memahami apa saja yang bisa dijadikan komoditas ekonomi.
Nah..bagaimana dengan limbah atau kotoran yang dihasilkan. Urin atau air seni kelinci serta feses yang dihasilkan jika diolah menjadi pupuk organik dan dikemas akan menjnjikan keuntungan yang tidak sedikit.


contoh kemasan pupuk cair dari urin kelinci

contoh pupuk organik dari kotoran/feses kelinci

Satu ekor kelinci yang berusia dua bulan lebih, atau yang beratnya sudah mencapai 1 Kg akan menghasilkan 28,0 g kotoran lunak per hari dan mengandung 3 g protein serta 0,35 g nitrogen dari bakteri atau setara 1,3 g protein. (Spreaadburi dan Yono C. Rahardjo: 1978)


Di dalam kandungan pupuk tersebut, Majalah Domestik Rabbit di Amerika Serikat tahun 1990 silam menyebutkan terdapat kandungan 2,20% Nitrogen, 87% Fosfor , 2,30% Potassium, 36 Sulfur%, 1,26% Kalsium, 40% Magnesium.

Hasil riset tiga peneliti dari Balai Penelitian Ternak (Balitnak Bogor), Sajimin, Yono C. Rahardjo dan Nurhayati D. Purwantari (2005) menyimpulkan, pupuk kandang dari kotoran kelinci berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan maupun produksi rumput P.maximum dan leguminosa S.hamata setelah 6 kali panen (umur 258 hari). Sedangkan dengan penambahan probiotik pada pupuk kelinci interaksinya telah memberikan pengaruh nyata pada tanaman pakan dan meningkatkan produksi hijauan sebesar 34,8-38,0%.

Menurut penelitian tersebut, “komposisi bahan organik C:N rasio, unsur makro dan mikro lebih tinggi pada pupuk kelinci yang ditambahkan probiotik pada waktu proses dekomposisi. Penggunaan probiotik pada pupuk kelinci untuk tanaman sayuran kentang dan kubis juga berdampak positif di mana dengan perlakukantrichoderma rata-rata produksinya lebih tinggi 16,3% (kentang) dan 5% (kubis) di banding tanaman kontrol.”
Sedangkan pada tabel berikut ini menyebutkan kandungan unsur-unsur dalam feses dan urin kelinci berbanding ternak lainnya sebagai berikut.




Sumber: Trubus (1996). Klaus (1985 dalam Kartadisastra (2001); Baririh, N.R, Wafiatiningsih, I.Sulistyo, R.A. Saptati BPPT Kaltim 2005)

Djiman Santoso, jutawan kelinci dari Sleman Yogyakarta sebagaimana ditulis di Tabloid Agrina 29 Nopember 2006 lalu mengatakan, “harga pupuk kotoran kelinci mencapai Rp7.500/kg, sedangkan air kencingnya Rp5.000/liter. Seratus ekor kelinci menghasilkan 25 kg kotoran basah per hari.”
Mereka yang memahami manfaat pupuk kelinci wajar jika kemudian memilihnya sebagai pendorong produktivitas. Mu’tazim Fakkih, peternak kelinci dan penggerak pertanian Serikat Islam di Klaten misalnya, sudah bertahun-tahun memanfaatkan pupuk kelinci.
Sebagaimana diulas dalam Tabloid Kontan 29 April 2009 lalu, Tazim membuktikan pupuk dan urin kelinci membuat tanaman sayuran dan buah lebih netral dan kesegarannya lebih tahan lama. Sayangnya, sekalipun ia memiliki ratusan ekor kelinci, pasokan untuk kegiatan agribisnisnya masih kurang.
Di Negara-negara yang sudah menerapkan proyek agribisnis atau agroindustri seperti Amerika Serikat, Kanada, Perancis, Spanyol dan lain-lain pupuk kelinci telah memainkan peranan sebagai bagian terpenting menghasilkan tanaman yang baik, termasuk sebagai cara menghasilkan uang paling hebat dalam pasar pertanian modern.
Saking potensialnya, pupuk kelinci justru mendapatkan perhatian yang serius sehingga dalam mendesain kandang harus diperhatikan. Tujuan membuat desain kandang selain untuk menghindari kemubadziran feses dan urin juga untuk tujuan memudahkan pembersihan keduanya. Selamat mencoba.

Faiz Manshur.-Penulis buku Kelinci (pemeliharaan secara ilmiah tepat dan terpadu): dan buku Ternak Uang (panduan bisnis, marketing dan pemberdayaan ternak kelinci).
sebagian tulisan dikutip dari :http://kelinci.wordpress.com/

Note:

Beberapa Gbr di Blog ini diambil dari internet, jk ada Gbr Anda yg saya gunakan dan Anda menginginkan untuk diremove silahkan hubungi saya
Senin, 28 Maret 2011

Cara Pembiakan Bakteri EM-4 di RHC

Cara Pembiakan Bakteri EM-4



EM4



Komunitas RHC bernaung orang-orang kreatif dan selalu ingin menggali ilmu sebanyak-banyaknya. Nah kali ini bagaimana mengembangbiakkan bakteri EM4 untuk menghemat biaya karena EM4 digunakan sebagai starter pembuatan npupuk organik dari urin kelinci. Bibit bakteri EM4 yang dibeli dapat dikembangbiakkan sendiri, sehingga kebutuhan pupuk organik untuk luas lahan yang ada dapat dipenuhi. Adapun prosedur pembiakan bakteri EM4 adalah sebagai berikut:

Bahan dan Komposisi:

1 liter bakteri
3 kg bekatul (minimal)
¼ kg gula merah/gula pasir/tetes tebu (pilih salah satu)
¼ kg terasi
5 liter air

Alat dan Sarana:

  1. Ember
  2. Pengaduk
  3. Panci pemasak air
  4. Botol penyimpan
  5. Saringan (dari kain atau kawat kasa)
Sejenis EM4, ini adalah Profeed 


Cara Pembiakan:
  1. Panaskan 5 liter air sampai mendidih.
  2. Masukkan terasi, bekatul dan tetes tebu/gula (jika memakai gula merah harus dihancurkan dulu), lalu aduk hingga rata.
  3. Setelah campuran rata, dinginkan sampai betul-betul dingin! (karena kalau tidak betul-betul dingin, adonan justru dapat membunuh bakteri yang akan dibiakkan).
  4. Masukkan bakteri dan aduk sampai rata. Kemudian ditutup rapat selama 2 hari.
  5. Pada hari ketiga dan selanjutnya tutup jangan terlalu rapat dan diaduk setiap hari kurang lebih 10 menit.
  6. Setelah 3-4 hari bakteri sudah dapat diambil dengan disaring, kemudian disimpan dalam botol yang terbuka atau ditutup jangan terlalu rapat (agar bakteri tetap mendapatkan oksigend ari udara).
  7. Selanjutnya, botol-botol bakteri tersebut siap digunakan untuk membuat kompos, pupuk cair
Catatan: Ampas hasil saringan dapat untuk membiakkan lagi dengan menyiapkan air kurang lebih 1 liter dan menambahkan air matang dingin dan gula saja.


Cara Lain dapat juga dilakukan dengan campuran bahan berikut :



Tetes Tebu / Mollases


  1. Tetes Tebu / Molasses
  2. Bakteri EM4 yang sudah jadi 
  3. Air

Perbandingan komposisi adalah Tetes Tebu : Bakteri EM4 : Air  =  3% : 2% : 95%
Jadi jika kita ingin membuat EM4 sebanyak 20 liter maka perbandingann bahan sebagai berikut :
  1. Tetes Tebu / Molasses  =  0,6 ltr
  2. EM4                            =  0,4 ltr
  3. Air                               = 19 ltr

Semua bahan dicampur jadi satu diaduk rata dan simpan dalam tempat yang ditutup rapat selama 2 minggu dibuka dan diaduk lagi.  Tutup rapat kembali dan 1 minggu kemudian sudah dapat digunakan sebagai EM4 hasil pembiakan.

Selamat mencoba.
Note:

Beberapa Gbr di Blog ini diambil dari internet, jk ada Gbr Anda yg saya gunakan dan Anda menginginkan untuk diremove silahkan hubungi saya

Halal kah Daging Kelinci di makan


Informasi ini mungkin bermanfaat bagi mereka yang masih ragu tentang kehalalan daging kelinci, berikut kutipan tentang keputusan fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) tentang memakan daging kelinci.


MEMAKAN DAGING KELINCI
Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia dalam sidangnya di Jakarta pada tanggal 17 Jumadil Awal 1403 H, bertepatan dengan tanggal 12 Maret 1983 Masehi, setelah :

Membaca :
- Surat Permintaan Direktur Urusan Agama Islam
Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Urusan Haji Departemen Agama RI di Jakarta No. : D 11/5/HK.03.1/3647/1982 tanggal 27 November 1982 tentang daging kelinci

- Surat Sekretaris Direktur Jenderal Peternakan
Direktorat Jenderal Peternakan Departemen Pertanian RI di Jakarta No : 512 NIIB/E. tanggal 8 Juli 1982

Memperhatikan :
Hadist-hadist Nabi sebagai berikut :
“Dari Anas,Ia berkata : Melintas di depan kami seekor kelinci di Marri Zahran, maka orang-orang mengejar dan menangkapnya, dan aku dapatinya, maka aku memberikan kepada Abu Talhah lalu di sembelihnya. Dan ia mengirimkan kepada Rasulullah kedua pahanya dan beliau menerimanya”. (Diriwayatkan oleh Jamaah – Nail al Autarjus 7 hal 137)

Menimbang :
Bahwa dalam upaya Pemerintah untuk meratakan konsumsi protein hewani dan perbaikan gizi keluarga serta menggalakkan pengembangan peternakan kelinci sedang sebagian terbesar masyarakat luas, khususnya masyarakat tani di pedesaan adalah umat Islam; Majelis Ulama Indonesia memandang perlu menetapkan hukum memakan daging kelinci.



MENETAPKAN
Memakan daging Kelinci hukumnya halal
Jakarta 17 Jumadil Awal 1403 H
02 Maret 1983


Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia

Ketua Umum
Prof K.H. Ibrahim. H. LML

Sekretaris Umum
H. Musytari Yususf, LA


Sumber : http://www.halalguide.info/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=95

Note:

Beberapa Gbr di Blog ini diambil dari internet, jk ada Gbr Anda yg saya gunakan dan Anda menginginkan untuk diremove silahkan hubungi saya

Rabu, 23 Maret 2011

Cara Mengolah Kulit Kelinci Agar Bernilai Jual Tinggi

Jaket dari kulit kelinci

 Kulit kelinci yang sudah disamak
Pengawetan dan penyamakan kulit kelinci
Kulit kelinci yang sudah dilepas dari karkas harus segera ditangani agar tidak kering, menimbulkan bau busuk serta kerusakan bulu (rontok). Proses pengolahan kulit mencakup beberapa tahapan yang kompleks dan saling berkaitan.

Syarat pemilihan kulit kelinci

Pengolahan kulit kelinci harus menggunakan kulit kelinci yang baik, sehat dan tidak pernah terkena penyakit kulit, karena akan mempengaruhi hasil akhir dari penyamakan kulit. Untuk memperoleh kulit kelinci yang simetris maka harus memperhatikan tata laksana pengulitan pada saat penyembelihan. Selain itu kulit yang telah diperoleh dari penyembelihan sebaiknya segera dilakukan pengawetan, maksimal 4 jam setelah penyembelihan. Hal ini dapat merusak kulit kelinci jika tidak segera dilakukan penanganan.

Syarat pemilihan kulit kelinci yang akan di samak

- Kulit yang digunakan berasal dari kulit kelinci yang sehat (tidak sakit kulit).
- Pengulitan dilakukan dengan hati-hati dan dikuliti secara simetris.
- Bulu kelinci jangan sampai kotor atau tercemar oleh darah saat pemotongan.

Ingat : fungsi penyamakan untuk mempertahankan kualitas yang disamak, jadi seandainya kulit yang disamak memiliki kualitas yang baik maka penyamakan akan mempertahankan kualitas kulit tersebut.

Bahan-bahan :

1.Garam halus
2.Tawas bubuk 0,5 kg
3.Soda 125 gr
4.Formalin 60 cc
5.Boraks 300 gr
6.Sabun mandi 1 buah
7.Minyak kelapa 100 ml

Alat-alat :
1.Ember atau wadah dari plastik
2.Pengaduk kayu
3.Alat pelemas kulit
4.Alat pengamplas halus


Tahap pengawetan dan pengolahan kulit kelinci

a.Pembersihan (Fleshing)

Kulit kelinci yang sudah dilepaskan biasanya masih mengandung sisa-sisa lemak dan daging yang menempel. Oleh karena itu kegiatan utama yang dilakukan adalah membersihkan bulu dari cemaran darah sewaktu penyembelihan dan sisa-sisa daging dan lemak yang masih menempel.

Cara: dihilangkan dengan kikir atau pisau (hati-hati agat tidak menyayat kulit), dicelupkan dilarutan sabun mandi (ingat: kulit jangan diperas).

b.Penggaraman

Garam merupakan bahan pengawet yang sederhana tetapi memberikan pengaruh yang sangat baik dalam mengawetkan kulit kelinci. Setelah kulit benar-benar bersih dari noda dan sisa lemak selanjutnya ditaburi dengan garam pada bagian kulit yang tidak berbulu ini dilakukan untuk mengawetkan kulit seandainya tidak diolah setelah penyembelihan.Sedangkan jika ingin langsung diolah kulit dapat direndam dalam larutan garam selama 1 malam dengan perbandingan penggunaan garam 200% dari berat kulit kelinci setelah itu, keesokan harinya dibilas dengan air (ingat jangan diperas) dan setelah itu bagian dalam kulit ditaburi dengan garam halus secara merata. Ini berfungsi agar bulu tidak rontok dan kulit menjadi lebih awet. Setelah itu kulit ditiriskan di tempat yang tidak terkena sinar matahari langsung.

c.Penyamakan (Tanning)

Kulit yang sudah mengalami penggaraman selanjutnya di proses secara kimia sehingga didapat kulit yang tahan lama (awet) dan siap dibuat produk lain.

Bahan yang perlu dipersiapkan dalam proses penyamakan : (untuk setiap 10 buah kulit)

1.Larutan A : 0,5 kg tawas bubuk dan 4,5 liter air hangat.
2.Larutan B : 0,25 kg garam, 125 gr soda, dan 2 liter air hangat.
3.Larutan C : 60 cc atau 60 ml formalin 37%
4.Ketiga larutan tersebut dicampurkan menjadi satu dan diaduk perlahan-lahan dengan pengaduk kayu, dan dibiarkan dingin.
5.Kulit yang sudah dibersihkan dari garam direndam selama 3 hari dan dilakukan pengadukan 3 kali setiap hari.


a.Peminyakan (Fatliquoring)

Setelah penyamakan selesai dilakukan, kulit diangkat dari rendamannya. Kemudian dibilas dengan larutan boraks (1 sendok makan dengan 4,5 liter). Kemudian kulit dibilas dengan air tawar (ingat: jangan diperas)

Penyiapan minyak khusus :
1. air : 250 ml
2. boraks : 300 gr
3. minyak kelapa : 100 ml
4. sabun mandi : 1 buah


Keempat bahan tersebut dicampurkan menjadi satu kemudian siap untuk dioleskan ke kulit kelinci. Kulit kelinci di pasang pada alat peregang kemudian diolesi oleh minyak tersebut ke bagian bulu kelinci. Kemudian kulit digantungkan di tempat terbuka yang tidak terkena sinar matahari langsung dan dibiarkan hingga kering.

e. Pelemasan (Stacking)
ketika kulit yang sudah diberi minyak hampir kering 95%, selanjutnya dilakukan tahap pelemasan. Tahap ini bertujuan untuk melemaskan bagian dalam kulit sehingga dapat diperoleh kulit yang lemas dan lembut . Selain itu proses pelemasan ini bermanfaat untuk melonggarkan serat-serat yang terdapat dalam kulit setelah dilakukan penyamakan sehingga akan memudahkan tahap pengamplasan untuk menghaluskan kulit bagian dalam.
Cara : dilakukan dengan cara menggosokkan kulit kelinci bagian dalam (bagian tidak berbulu) pada tepi permukaan bagian tumpul secara merata, seperti papan atau lempengan logam.

f. Pengamplasan (Buffing)
Tahap pengamplasaan merupakan tahap akhir untuk memperoleh kulit kelinci yang halus. Bagian kulit yang dilakukan pengamplasan adalah bagian dalam kulit kelinci yang tidak berbulu.
Cara : dilakukan dengan cara menggosokkan kulit kelinci bagian dalam (bagian tidak berbulu) pada amplas yang halus secara merata, amplas bisa dipasangkan pada kayu sehingga pada saat pengamplasan dapat dilakukan secara lebih mudah.
Setelah tahap pengamplasan selesai kulit kelinci dapat langsung dipasarkan ataupun diproses lebih lanjut menjadi produk baru seperti topi, hiasan, sendal, tas, karpet dan lain-lain.

Pengolahan Kaki dan Ekor Kelinci
Kaki-kaki dan ekor kelinci termasuk produk ikutan. Agar tidak terbuang begitu saja, bagian ini dapat dimanfaatkan dan diolah menjadi produk baru yang bermanfaat dan bernilai ekonomis seperti dibuat menjadi sovenir, gantungan kunci maupun aksesoris lainnya. Sebelum dijadikan sovenir kaki dan ekor kelinci harus diolah lebih dahulu.

Bahan-bahan :
1. Kaki dan ekor kelinci
2. Wadah atau ember plastik
3. Formalin 37%
4. Sabun
5. Dakron
6. Gantungan kunci atau benang nilon
7. Alat Pembolong

Tahap Pengolahan kaki dan ekor kelinci

1. Pembersihan kaki dan ekor
Kaki dan ekor kelinci yang telah dipotong dibersihkan dari darah yang ada pada tulang dan bulu agar bulu tidak tercemar dan mengakibatkan rusak. Usahakan pembersihkan dilakukan setelah kaki diperoleh dan jangan sampai lebih dari 4 jam karena akan mempengaruhi kulit sehingga mengakibatkan kerusakan pada hasil akhir.Setelah bersih dari sisa-sisa darah, bulu kaki dan ekor dibersihkan dengan larutan sabun. Ini bertujuan untuk mengangkat kotoran yang ada pada bulu kelinci dan membersihkan dari sisa kutu seandainya terdapat pada bulu. Setelah itu dibilas secara perlahan dengan air dan jangan diperas.

2. Penyiapan larutan formalin
Siapkan larutan formalin 37% dalam wadah yang terbuat dari bahan plastik. Larutan ini dibuat dengan cara mencampurkan formalin dengan air dengan konsentrasi 3% formalin dalam 100% larutan. Misalnya menggunakan 720 ml air jadi penggunaan formalin sebesar 21,6 ml.

3. Perendaman dengan formalin
Setelah kaki dan ekor bersih dan larutan formalin telah siap, kaki dan ekor direndam dalam larutan formalin minimal selama 3 hari. Perendaman dengan formalin bertujuan untuk mengeraskan tulang.

4. Pembersihan
Setelah selesai direndam, kaki dan ekor kelinci segera dicuci dengan larutan sabun. Setelah itu dibilas dengan air. Pada proses ini dilakukan secara hati-hati.

5. Pengeringan
Selanjutnya setelah kaki dan ekor dibersihkan, bagian-bagian tersebut dijemur di bawah sinar matahari hingga kering. Setelah kering kaki dan ekor dapat dimanfaatkan menjadi souvenir dengan memasangkan bandul gantungan kunci ataupun bahan lainnya.

Pembuatan Souvenir Gantungan Kunci Kaki dan Ekor Kelinci
Cara pembuatan :

1. Siapkan bahan-bahan yang terdiri dari lem kayu, paku uril ukuran kecil, pembolong, benang nilon atau gantungan.
2. Bagian ujung tulang kaki dan ekor diratakan.
3. Lubangi secara membujur sedalam ± 1,5 cm.
4. Paku uril diberi lem kayu kemudian dipasang pada lubang dengan cara memutar.
5. Biarkan paku uril menempel dengan sempurna (dapat dilakukan dengan cara menjemurnya di bawah sinar matahari).
6. Pasang gantungan kunci pada mata paku uril.
7. Souvenir berupa gantungan kunci model kaki atau ekor kelinci siap dipasarkan.

dikutip dari http://gunungsaribatu.wordpress.com

Note:

Beberapa Gbr di Blog ini diambil dari internet, jk ada Gbr Anda yg saya gunakan dan Anda menginginkan untuk diremove silahkan hubungi saya
Selasa, 08 Maret 2011

Gen Warna Kelinci

Warna Bulu dari kelinci dapat dibedakan melalui  5 huruf: A, B, C, D, E.

Yuk...kita belajar bagaimana terjadinya warna bulu pada kelinci. Apa yang mempengaruhi terbentuknya warna pada bulu kelinci. Warna kelinci sangat ditenukan oleh gen warna yang dibawa oleh indukan ( jantan dan betina). Gen kelinci membangun warna AABBCCDDEE  (huruf besar)  yang muncul sebagai warna agouti. Selama ribuan tahun terjadi mutasi genetik sehingga muncullah gen tambahan dengan huruf kecil, huruf kecil dengan garis bawah.
 Beberapa aturan yang perlu diingat:
  • Gen dengan huruf besar,pada prinsipnya ini gen dominan. Sedangkan huruf kecil  sebagai recessive gen dominan.
  • Warna bulu kelinci akan ditentukan oleh gen dominant walaupun dia juga membawa gen resesif dari gen huruf kecil..
  • Pejantan dan indukan yang sama-sama membawa gen resesif/rendah tidak akan menghasilkan gen dominan.
  • Setiap kelinci akan mendapatkan 1 gen dari ayah dan 1 gen dari Ibu.

Ada 10 kelompok gen warna pada kelinci. Yang biasa dikodekan menjadi :  A, B, C, D, E, En, Du, Si, V, dan W. Masing-masing memiliki gen dominan dan resesif. Selain  gen warna atau lokus ada juga pengubah, yang memodifikasi gen tertentu. Ini termasuk pengubah Rufus, intensifier warna, dan ditambah / dikurangi (selimut / spot) pengubah. Bulu kelinci hanya memiliki dua pigmen, pheomelanin (kuning) dan eumelanin (cokelat gelap). Tetapi ada juga yang  tidak memiliki pigmen atau biasa disebut Albino dengan kulit bulu berwarna putih.

Warna Gen

Contoh warna yang menampilkan warna gen (dominant dan resesif) :

Catatan: huruf kecil adalah resesif dan huruf kapital yang dominan
"A" mewakili lokus agouti (beberapa band warna pada batang rambut). Gen-gen adalah:
A = agouti ("warna liar" atau mendekati agouti, opal, chinchilla, dll)
a (t) = tan pola (berang-berang, cokelat, perak martensit)
a = non-agouti (hitam, coklat)
"B" merupakan lokus cokelat. Gen-gen adalah:
B = hitam (mendekati agouti, hitam berang-berang, hitam)
b = coklat (coklat agouti, coklat berang-berang, coklat)
"C" merupakan lokus warna. Gen-gen adalah:
C = penuh warna (hitam)
c (CH3) = gelap chinchilla, menghilangkan pigmentasi kuning (chinchilla, perak martensit)
c (ch2) = menengah (cahaya) chinchilla, pengurangan Sedikit di eumelanin menciptakan nada yang lebih sepia di bulu bukan hitam.
c (ch1) = cahaya (pucat) chinchilla (musang, musang titik, asap mutiara, segel)
c (h) = Himalaya, tubuh putih dengan ekstremitas ("poin") berwarna hitam, biru, coklat atau ungu, merah muda mata
c = albino (ruby-bermata putih atau REW)
"D" mewakili lokus dilusi.
Gen ini melemahkan hitam untuk biru dan cokelat untuk ungu.
D = padat warna (cokelat agouti, hitam, coklat)
d = warna dipudarkan (opal, biru atau ungu)
"E" merupakan lokus ekstensi.
Ia bekerja dengan 'A' dan 'C' lokus, dan pengubah Rufus. Ketika resesif, ia bisa menghilangkan pigmen yang paling hitam. Gen-gen adalah:
E (d) = dominan hitam
E (s) = baja (hitam dihapus dari ujung bulu, yang kemudian muncul emas atau perak)
E = normal
e (j) = Jepang brindling (harlequin), pigmen hitam dan kuning dibagi menjadi patch seluruh tubuh. Dalam pola warna yang rusak ini menghasilkan tiga warna.
e = pigmen yang paling hitam dihapus (agouti menjadi merah atau oranye, diri menjadi kura-kura)
"En" mewakili lokus (selimut / spot) warna plus / minus. Hal ini tidak lengkap dominan dan hasil dalam tiga pola warna yang mungkin:
EnEn = "Charlie" atau rusak ringan ditandai dengan warna di telinga, pada hidung dan jarang pada tubuh
Enen kelinci = Patah dengan kasar bahkan distribusi warna dan putih
enen = warna solid tanpa daerah putih
"Du" mewakili pola warna Belanda, (bagian depan wajah, bagian depan tubuh, dan kaki belakang yang putih, sisa kelinci memiliki bulu berwarna). Gen-gen adalah:
Du = tidak adanya pola Belanda
du (d) = Belanda (gelap)
du (w) = Belanda (putih)
"V" merupakan lokus vienna putih.
Gen-gen adalah:
V = warna normal
Ay = pembawa Wina, bermata biru membawa gen putih. Mungkin muncul sebagai warna yang solid, dengan snips putih pada hidung dan / atau depan cakar, atau Belanda ditandai.
v = vienna putih (bermata biru putih atau BEW)
"Si" merupakan lokus perak. Gen-gen adalah:
Si warna = normal
si = warna silver (perak, perak rubah)
"W" merupakan lokus kuning-putih band yang tengah dan bekerja dengan gen agouti. Gen-gen adalah:
W = lebar pita kuning normal
w = lebar pita kuning ganda (Otter menjadi Tan, intensif faktor merah di Thrianta dan Hare Belgia)
"P" merupakan jenis OCA bentuk albinisme II, P adalah karena merupakan mutasi P terpisahkan protein. Gen-gen adalah:
P warna = normal
p = mutasi albinisme, menghilangkan eumelanin dan menyebabkan mata merah muda. (Akan berubah, misalnya, Agouti Chestnut menjadi Bayangan a)

  • Database warna kelinci dapat dilihat di  http://www.rabbitcolors.info/int/en/index.html

    Kalkulator Colour/Warna Bulu Kelinci

    Anda bisa melakukan prediksi perhitungan dengan menggunakan tools bantu yang tersedia di internet, kira-kira jika Anda mengawinkan kelinci dengan warna bulu yang berbeda apa kemungkinan warna bulu keturunan yang dihasilkan. Untuk lebih lengkapnya Anda bisa langsung menuju link berikut   http://www.ephiny.net/tim/pedigrees/color_calc.php

    Ada beberapa link yang bisa dijadikan bahan referensi :
    1)   http://www.raising-rabbits.com/rabbit-coat-color-genetics.html
    2)  http://www.thenaturetrail.com/rabbit-genetics/rabbit-color-genotypes-chart/


    Note:

    Beberapa Gbr di Blog ini diambil dari internet, jk ada Gbr Anda yg saya gunakan dan Anda menginginkan untuk diremove silahkan hubungi saya

     


Selasa, 01 Maret 2011

Menentukan Kualitas Kelinci

Mungkin kita sering mendengar percakapan ketika kita bertanya masalah harga kelinci ke breeder atau peternak. Mereka akan jawab seperti ini : harga tergantung umur, jenis dan kualitas. atau ada juga yang menjawab Ooooh ini kualitasnya beda, dan mungkin keluar jawaban kelinci-kelinci saya kualitasnya dijamin.
Nah...Sebenernya siapa sih yang mengeluarkan sertficate kualitas kelinci di Indonesia ini atau ada ngga kriteria akan kata kualitas itu sendiri artinya yang bagus itu seperti apa.Terus terang terkadang saya hanya tersenyum, dengan jawaban-jawaban di atas. Sementara ini kualitas adalah bahasa yang dipakai oleh para penjual kelinci dan bisa saja arti kualitas akan sangat berbeda dengan yang dimaknai oleh para penghobby kelinci. Penjual menggunakan kata kualitas untuk menarik pembeli agar dagangannya laku tentunya, sedangkan di sisi penghobby makna kualitas ini sangat mendalam karena menyangkut parameter-parameter deskriptif kualitatifnya, maupun morfometrinya.
Sejauh yang saya tahu di organisasi kelinci diluar negeri memang sudah memiliki standar kualitas bahkan mereka mengeluarkan sertificate untuk itu.

Contohnya organisasi kelinci di Amerika sana seperti :

- ARBA    - American Rabbit Breeders Association
- CRSC    - Californian Rabbit Specialty Club
- OCRSC - Ohio Californian Rabbit Specialty Club
- OSRBA - Ohio State Rabbit Breeders Association

Atau selain organisasi di atas ada juga organisasi kelinci dunia di negara lain yang sering dijadikan rujukan juga seperti BRC (British Rabbit Council). Sebagai orang yang mengaku pecinta kelinci, harusnya sudah tahulah reputasi ARBA, untuk itu selanjutnya saya akan bicara kualitas dari sudut pandang ARBA.




Bagi penghobby kelinci tidak ada salahnya memahami standar kualitas dua organisasi kelinci seperti ARBA dan BRC tersebut. Kalaupun kita bukan menjadi anggota organisasi tersebut, paling tidak kita dapat mempelajarinya dari sumber informasi dan buku yang mereka keluarkan.
Salah satu buku yang menjadi rujukan ARBA adalah buku yang berjudul "Standard of Perfection" dan "Registar's Study Guide".
Apa sih istimewanya buku itu?  "Standard of Perfection" itu isinya adalah standar-standar tentang kualitas kelinci. Umumnya secara morfologi dan morfometrinya. Para juri kontes kelinci biasanya mengambil parameter standar penilaian dari rujukan ARBA ini. Parameter-parameter itu mencakup berat, warna bulu, dmensi, kondisi kuku,dsb. So, buku ini sangat penting. Bagi penghobby atau breeder yang mau import kelinci tentunya perlu memahami standar kualitas ini, apa guna kita impor kelinci dari luar kalau ternyata kelinci tsb diketahui bukan kelinci yang memenuhi standar kualitas untuk breed yang kita pesan. Sedangkan bagi kita yang penghobby kelinci apabila hanya mampu membeli kelinci hasil budidaya di Indonesia, tapi kita bisa memahami pedegreenya dengan jelas,ya..paling tidak mendekati kriteria dan standar yang benar.


Buku kedua, "Registar's Study Guide" . Buku ini sebenarnya berisi tentang evaluasi sejauh mana kita sudah memahami isi buku "Standard of Perfection" seperti buku ujianlah . Selain itu, bisa dibilang "Registar's Study Guide" ini ibarat buku latihan untuk menjadi juri dalam kegiatan kontes kelinci. Kalau kita sudah memahami isi buku ini, seharusnya orang ini layak meregister dan menentukan seekor kelinci itu sesuai standar atau tidak jadi dia punya sertifikasi keahlian tentang menentukan kualitas kelinci. Bahasa umumnya, kelinci ini asli atau tidak.

Contoh certificate yang dikeluarkan ARBA untuk breeder


 contoh isi buku Registar's Study Guide

Salah satu manfaat pengetahuan kita setelah memahmi isi buku di atas,misalnya ada pertanyaan nih, bagaimana perbedaan Giant Angora dan English Angora.
Di parameter "Standard of Perfection" Ada bbrp poin yang bisa menjelaskan perbedaan tersebut,

-Berat english angora jantan 5-7 pounds, idealnya 6 pounds. Yg betina 5-7,5 pounds, idealnya 6,5 pounds.
-Berat giant angora jantan dewasa lebih dari 9,5 pounds, yg betina 10 pounds lebih .(1 pound = 0,45359 kg)
-Panjang wool giant angora, idealnya 4 inchi, sedangkan english angora 3,5-5 inchi (1 inchi = 2,54 cm).

Misalnya penilaian kualitas warna, di panduannya ada juga yang menjelaskan seperti apa kuallitas warna yang menjadi standar. Contoh saya copykan penilaian warna untuk mini rex seperti gambar di bawah ini :

  
 

Contohnya seperti itu, tapi masih banyak parameter lain  (baik deskriptif kualitatifnya, maupun morfometrinya). Jadi, setelah memahami arti kata kualitas berdasarkan guidence buku di atas seorang breeder atau penjual kelinci tidak perlu banyak omong dan sesumbar dengan kelinci masing-masing sebelum kita tahu seberapa jauh kualitas yang sebenarnya. Dan ketika kita sudah memahami jangan latah juga menjelek-jelekkan kualitas atas penilaian pribadi kita terhadap kelinci peternak lain. SalamKelinciLuarBiasa

Note:

Beberapa Gbr di Blog ini diambil dari internet, jk ada Gbr Anda yg saya gunakan dan Anda menginginkan untuk diremove silahkan hubungi saya

Meraba /Palpasi Untuk Menentukan Kehamilan Kelinci

Untuk memastikan perkawinan kelinci membuahkan janin perlu dilakukan pemeriksaan. Cara yang sederhana yaitu dengan cara meraba/ palpasi.
Panduan sederhana adalah sebagai berikut.

Perabaan atau palpasi dilakukan pada 10 hari setelah tanggal perkawinan kelinci. Untuk meraba, tempatkan kelinci Anda pada permukaan yang nyaman agar kelinci rilex. Jika dia gugup otot perutnya akan menjadi tegang dan Anda tidak bisa merasakan apa-apa.


Pegang kelinci dengan satu tangan. Saya biasanya menempatkan satu tangan di belakang kepala. Dengan tangan satunya lagi Anda meraba perut kelinci. dari bawah bagian punggung sampai ke arah antara dua kaki belakangnya.

Letakkan empat jari di satu sisi dan ibu jari di sisi lain. Anda dapat melihat penempatan tangan seperti pada gambar di atas. PERLAHAN meremas dengan jari-jari Anda dan jempol bersama-sama, "mencapai" naik. Jika betina hamil Anda akan merasa bola yang besar. Janin dapat berukuran seperti buah anggur dan diusia sekitar 14-15 hari lama akan menjadi seperti kelereng besar. Tetapi apabila yang Anda rasakan lebih kecil dari anggur maka itu adalah kotoran.

Gambar ini menunjukkan area janin berada.

Note:

Beberapa Gbr di Blog ini diambil dari internet, jk ada Gbr Anda yg saya gunakan dan Anda menginginkan untuk diremove silahkan hubungi saya