Tempatnya Hobies, Peternak dan Pecinta Kelinci Mencari Info dan Kelinci Berkualitas di Kota Palembang. Kami juga menyediakan Obat-obatan dan pakan kelinci dengan harga yang terjangkau.
cp: Abu Syafwan
email: safwanabu0@gmail.com,
G-talk : safwanabu0@gmail.com,
Facebook : kelinciwongkito atau abu syafwan
phone: 081 220 247 414
Beberapa Gbr di Blog ini ada yg diambil dari internet, jk ada Gbr Anda yg saya gunakan dan Anda menginginkan untuk diremove silahkan hubungi saya. Tks
0212345545

113-00-0644220-0

Senin, 30 Mei 2011
Tata Cara Pemberian Pakan Kelinci
Kelinci memiliki kemampuan biologis yang tinggi, selang beranak pendek, mampu beranak banyak, dapat hidup dan berkembang biak dari limbah pertanian dan hijauan (TEMPLETON, 1968). Tersedianya hijauan berupa rumput, leguminosa, berbagai jenis herba, dan limbah sayuran seperti daun wortel, kobis serta limbah pertanian seperti dedak, onggok, ampas tahu dan lain-lain di daerah beriklim tropis seperti Indonesia, merupakan potensi yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan pakan kelinci.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk menyebarluaskan informasi yang benar tentang tatalaksana pemberian pakan pada ternak kelinci sehingga dapat dipakai sebagai acuan oleh peternak dalam upaya meningkatkan produktivitas ternak kelinci guna menunjang agribisnis ternak kelinci yang efisien dan menguntungkan.
KEBUTUHAN GIZI
Pemberian pakan harus mengacu kepada kebutuhan zat gizi yang diperlukan oleh kelinci. Berdasarkan tiga sumber referensiv(LEBAS, 1980 dalam CHEEKE, 1987; CHEEKE, 1987; ENSMINGER, 1991) kebutuhan zat gizi pakan bervariasi. Menurut CHEEKE (1987), kebutuhan protein kelinci berkisar antara 12−18%, tertinggi pada fase menyusui (18%) dan terendah pada dewasa (12%), kebutuhan serat kasar induk menyusui, bunting dan muda (10−12%), kebutuhan serat kasar kelinci dewasa (14%) sedangkan kebutuhan lemak pada setiap periode pemeliharaan tidak berbeda (2%) (Tabel 1).
KEBUTUHAN BAHAN KERING
Jumlah pakan yang diberikan harus memenuhi jumlah yang dibutuhkan oleh kelinci sesuai dengan tingkat umur/bobot badan kelinci. Pemberian pakan ditentukan berdasarkan kebutuhan bahan kering. Jumlah pemberian pakan bervariasi bergantung pada periode pemeliharaan dan dan bobot badan kelinci (Tabel 2). Kebutuhan bahan kering pakan berdasarkan periode pemeliharaan berturut-turut muda bobot badan 1,8−3,2 kg (112−173 g/ekor/hari), dewasa bobot badan 2,3−6,8 kg (92−204 g/ekor/hari), induk bunting bobot badan 2,3−6,8 kg (115−251 g/ekor/hari) dan induk menyusui dengan 7 anak bobot badan 4,5 kg (520 g/ekor/hari). (NRC, 1977 dalam ENSMINGER, 1991).
PEMILIHAN JENIS BAHAN PAKAN
SITORUS (1982) melaporkan hijauan merupakan bahan pakan utama yang diberikan oleh peternak kelinci di Jawa dengan jumlah pemberian mencapai 80–90% dari total ransum. Jenis-jenis hijauan yang dapat diberikan sabagai pakan kelinci diantaranya rumput lapangan, sintrong, babadotan lalakina, jukut loseh, daun ubi jalar, daun pisang, daun singkong, daun wortel, daun kangkung, kobis, daun turi dan lamtoro.
Hasil penelitian SUDARYANTO (1984) terhadap beberapa hijauan yang diberikan pada kelinci, melaporkan bahwa ketela rambat dan rumput lapangan merupakan hijauan yang paling baik untuk diberikan pada kelinci. Dari hasil pengamatannya terdapat petunjuk untuk menggunakan hijauan ketela rambat dalam bentuk kering, sehingga jumlah konsumsi bahan kering dapat terjamin. Selanjutnya SARTIKA (1988) melaporkan daun wortel mempunyai potensi yang baik untuk dimanfaatkan sebagai pakan kelinci di daerah padat penduduk (lahan sempit) seperti di perkotaan.
Upaya lain yang dapat dilakukan adalah pemanfaatan bahan pakan berasal limbah pertanian yang tersedia, murah dan memiliki potensi untuk dimanfaatkan oleh kelinci. RAHARDJO et al. (2004) melaporkan bahwa diantara bahan pakan inkonvensional yang tersedia daun rami (Boehmeria nivea L Goud) yang memiliki kandungan protein cukup tinggi (18,97%) dan ampas teh dengan kandungan protein 17,57% dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak kelinci. Selanjutnya dikemukakan RAHARDJO et al. (2004) bahwa daun rami dapat dimanfaatkan sampai sekitar 30% dari total ransum, sehingga biaya pakan menjadi lebih rendah. Sementara ampas teh dapat diberikan sampai 40% dari total ransum, namun kinerja tertinggi dicapai pada tingkat pemberian 10%.
Konsentrat untuk bahan pakan kelinci dapat berupa pellet (pakan buatan pabrik), atau campuran beberapa bahan pakan diantaranya dedak, bungkil kelapa, bungkil kacang tanah, ampas tahu, ampas tapioka, bulgur, pakan starter ayam, ubi jalar dan ubi kayu. Pemilihan jenis bahan konsentrat tergantung kepada tujuan, sistem pemeliharaan dan ketersediaan bahan pakan di masing-masing daerah.
POLA PEMBERIAN PAKAN
Imbangan hijauan dan konsentrat
Untuk mendukung kecukupan gizi yang seimbang pemberian hijauan perlu diimbangi dengan konsentrat. Pada peternakan kelinci intensif hijauan diberikan 60–80%, sisanya konsentrat. Ada juga yang memberikan 60% kosentrat dan sisanya hijauan (SARWONO,2002). Pakan komersial bentuk pellet yang merupakan campuran hijauan dan kosentrat pada peternakan intensif dibuat dengan imbangan 50–60% hijauan, 50–40% konsentrat (ENSMINGER, 1991). Dalam kaitannya dengan pemberian kosentrat, RAHARDJO et al. (2004) melaporkan hasil penelitiannya pada ternak kelinci Rex yang diberi rumput lapang ad libitum (100%) dan rumput lapang ad libitum ditambah konsentrat, hasil penelitian menunjukkan bahwa performans produksi terbaik ditunjukkan oleh pemberian rumput lapang ad libitum + 60 g kosentrat dengan pertambahan bobot badan sebesar 1191 g/ekor, selama 12 minggu sedangkan pada ternak kelinci yang diberikan rumput lapang ad libitum tanpa konsentrat, pertambahan bobot badannya hanya sebesar 610 g/ekor dalam waktu yang sama.
Bentuk pakan yang diberikan pada kelinci bergantung pada tujuan dan sistem pemeliharaan. Pada beberapa peternakan intensif memformulasikan hijauan dan konsentrat dalam bentuk “pellet” sehingga komposisi bahan keringnya lebih akurat dan peternak tidak perlu lagi memberikan hijuan dalam bentuk segar atau tambahan pakan lain.
Namun kendalanya bagi peternak kecil biaya proses pembuatan pellet ini cukup mahal. Untuk kondisi peternak kecil di pedesaan pemberian pakan dengan mengutamakan pemberian beragam jenis hijauan dan limbah sebagai tambahan seperti dedak, ampas tahu, onggok dan limbah pertanian lainnya adalah alternatif yang paling memungkinkan dalam upaya meningkatkan produktivitas ternak kelinci secara efisien.
Pemberian hijauan
Sebelum diberikan pada ternak hijauan sebaiknya dilayukan terlebih dahulu dengan cara membiarkan/diangin-anginkan pada ruangan sekitar kandang. Zat toksik pada beberapa hijauan seperti adanya HCN pada daun singkong dapat membahayakan kesehatan ternak. Melalui proses pelayuan zat toksik yang terkandung pada hijauan dapat dikurangi. Selain itu pelayuan dapat menurunkan kadar air hijauan yang sangat basah, dimana hijauan yang basah dapat mengakibatkan kembung (bloat) dan mencret (enteritis) pada kelinci (BELANGER, 1977).
Diantara jenis hijauan ada yang sangat bergetah bahkan ada struktur hijauan yang dapat menyebabkan gatal-gatal dan merusak mulut kelinci (SITORUS et al., 1982). Untuk mengatasi hal tersebut dapat dilakukan pencacahan. Pencacahan dilakukan dengan memotong-motong hijauan sepanjang 2−3 cm dengan cara manual atau mekanis. Melalui proses pencacahan tekstur hijauan yang kasar dan getah hijauan dapat dikurangi.
Pemberian konsentrat
Konsentrat yang akan diberikan dipilih dari bahan yang disukai, mudah didapat dan tersedia secara kontinu. Konsentrat harus bersih, tidak rusak, tidak berjamur. Konsentrat diberikan pada tempat pakan yang mudah dijangkau oleh kelinci. Tempat pakan harus selalu dijaga kebersihannya, sisa pakan yang sudah berjamur segera dibuang.
Kecuali bentuk pellet atau crumble, konsentrat bentuk all mash (tepung) sebaiknya dicampur dengan air panas atau diseduh kemudian dikepal-kepal, selain bermanfaat untuk membunuh organisme penyebab penyakit yang mungkin ada, juga dapat mengaktifkan enzym inhibitor yang dapat mengurangi kualitas dari konsentrat tersebut (KRATZER dan PAYNE, 1977 dalam SITORUS et al., 1982). Sebaliknya pemberian konsentrat kering menyebabkan kelinci sering berbangkis dan menyebabkan intake makanan rendah.
Kelinci yang mendapat pakan dari gandum yang telah dikukus menunjukkan pertumbuhan lebih cepat (LEBAS, 1976 dalam LANG, 1981).
Pemberian air minum
Air sangat diperlukan untuk melancarkan makanan dalam saluran pencernaan, terlebih lagi terkait dengan produksi susu bagi induk yang sedang menyusui (SANFORD, 1979). Air minum diberikan secara adlibitum. Pemberian dapat dilakukan dengan menyediakan tempat minum pada masing-masing kandang. Pada beberapa peternakan intesif air minum diberikan dengan sistem nipple yang diinstalasikan pada masing-masing kandang.
Untuk kondisi pedesaan tempat minum dapat dibuat dari bahan yang murah dan mudah didapat misalnya dari bahan plastik yang dilapisi semen sebagai pemberat agar tidak mudah tumpah.
Waktu pemberian pakan
Walaupun pakan kelinci diberikan secara tak terbatas (ad libitum), namun pemberian secara berangsur angsur dengan pengaturan waktu yang tepat akan lebih mengefisienkan dan mengefektifkan jumlah pakan yang diberikan. Pemberian pakan dilakukan 3 kali sehari. Konsentrat diberikan pada pagi hari sekitar pkl 10:00 setelah pembersihan kandang dan 1/3 bagian hijauan diberikan pada siang hari sekitar pkl 13:00 dan 2/3 bagian hijauan diberikan pada sore hari sekitar pkl 18:00.
Mengingat kelinci termasuk binatang malam (noctural), dimana aktivitasnya lebih banyak dilakukan pada malam hari, maka pemberian volume pakan terbanyak pada sore hari sampai malam hari. HARSOJO (1988) melaporkan kelinci yang diberi pakan dari pkl 18:00–06:00 bobot badannya lebih tinggi dibanding kelinci yang diberi pakan dari pkl. 06:00–18:00.
KESIMPULAN
Penerapan tatalaksana pemberian pakan secara keseluruhan yang meliputi pemilihan jenis bahan pakan, pemenuhan jumlah kebutuhan dan pengaturan pola pemberian pakan secara tepat sangat menuntut kesungguhan peternak dalam melaksanakannya.
Bahan-baku pakan sebaiknya yang tersedia dan mudah diperoleh di daerah pemeliharaan dengan harga murah. Produktivitas ternak kelinci dapat dioptimalkan guna menunjang pengembangan agribisnis ternak kelinci yang efisien dan menguntungkan.
Sumber:
Lokakarya Nasional Potensi dan Peluang Pengembangan Usaha Kelinci
TATALAKSANA PEMBERIAN PAKAN UNTUK MENUNJANG AGRIBISNIS TERNAK KELINCI
DEDI MUSLIH, I WAYAN PASEK, ROSSUARTINI dan BRAM BRAHMANTIYO
Balai Penelitian Ternak, PO Box. 221, Bogor 16002
Talaksana pemberian pakan yang berorientasi pada kebutuhan kelinci dan ketersediaan bahan pakan merupakan upaya yang tepat untuk meningkatkan produktivitas ternak kelinci. Tatalaksana pemberian pakan meliputi pemilihan jenis bahan baku pakan, pemenuhan jumlah kebutuhan dan pola pemberian pakan.
Kebutuhan protein pada kelinci berkisar antara 12 s/d 18%. Tertinggi pada fase menyusui (18%) dan terendah pada dewasa (12 %). Kebutuhan bahan kering pakan berdasarkan periode pemeliharaan berturut-turut muda bobot 1,8−3,2 kg (112−173 g/ekor/hari), dewasa bobot 2,3−6,8 kg (92−204 g/ekor/hari), induk bunting bobot 2,3−6,8 kg (115-251 g/ekor/hari) dan induk menyusui dengan 7 anak bobot 4,5 kg (520 g/ekor/hari).Jenis-jenis hijauan yang dapat diberikan sebagai pakan kelinci diantaranya rumput lapangan, daun ubi jalar, daun singkong, daun wortel, daun kangkung, kobis, daun turi dan lamtoro, dedak, bungkil kelapa, ampas tahu, ampas tapioka, ubi jalar, dan ubi kayu merupakan bahan pakan produk pertanian yang dapat diberikan pada ternak kelinci. Diantara bahan pakan inkonvensional, daun rami dengan tingkat pemberian sampai 30 % dan ampas teh dengan tingkat pemberian 40%, dapat dimanfaatkan sebagai bahan pakan kelinci.
Pelayuan dan pencacahan pada hijauan merupakan perlakuan terbaik sebelum diberikan pada ternak. Perebusan atau pencampuran dengan air panas pada konsentrat dapat meningkatkan kualitas pakan dan mempercepat pertumbuhan kelinci. Waktu pemberian pakan yang paling baik adalah pkl 18:00–06:00 WIB.Pemberian air minum secara ad libitum (secara bebas dan terus menerus sampai kelinci itu berhenti sendiri sesuai keinginan) dapat memperlancar proses pencernaan. Melalui penerapan tatalaksana pemberian pakan secara keseluruhan yang meliputi pemilihan jenis bahan pakan, pemenuhan jumlah kebutuhan dan penerapan pola pemberian pakan, produktivitas ternak kelinci dapat ditingkatkan guna menunjang agribisnis ternak kelinci yang efisien dan menguntungkan.
Pakan merupakan salah satu faktor lingkungan yang sangat berpengaruh terhadap tinggi rendahnya produktivitas ternak. Penerapan tatalaksana pemberian pakan, yang berorientasi pada kebutuhan kelinci dan ketersediaan bahan pakan, merupakan upaya yang tepat untuk meningkatkan produktivitas ternak kelinci secara efisien.
Hasil-hasil penelitian menunjukkan, melalui penerapan tatalaksana pemberian pakan berdasarkan ketersediaan sumber bahan pakan yang meliputi pemilihan jenis bahan pakan, pemenuhan jumlah kebutuhan, dan pengaturan pola pemberian pakan produktivitas ternak kelinci dapat ditingkatkan (SUDARYANTO, 1984; SARTIKA, 1988; HARSOJO, 1988; RAHARDJO et al., 2004).
Penulisan makalah ini bertujuan untuk menyebarluaskan informasi yang benar tentang tatalaksana pemberian pakan pada ternak kelinci sehingga dapat dipakai sebagai acuan oleh peternak dalam upaya meningkatkan produktivitas ternak kelinci guna menunjang agribisnis ternak kelinci yang efisien dan menguntungkan.
KEBUTUHAN GIZI
Pemberian pakan harus mengacu kepada kebutuhan zat gizi yang diperlukan oleh kelinci. Berdasarkan tiga sumber referensiv(LEBAS, 1980 dalam CHEEKE, 1987; CHEEKE, 1987; ENSMINGER, 1991) kebutuhan zat gizi pakan bervariasi. Menurut CHEEKE (1987), kebutuhan protein kelinci berkisar antara 12−18%, tertinggi pada fase menyusui (18%) dan terendah pada dewasa (12%), kebutuhan serat kasar induk menyusui, bunting dan muda (10−12%), kebutuhan serat kasar kelinci dewasa (14%) sedangkan kebutuhan lemak pada setiap periode pemeliharaan tidak berbeda (2%) (Tabel 1).
KEBUTUHAN BAHAN KERING
Jumlah pakan yang diberikan harus memenuhi jumlah yang dibutuhkan oleh kelinci sesuai dengan tingkat umur/bobot badan kelinci. Pemberian pakan ditentukan berdasarkan kebutuhan bahan kering. Jumlah pemberian pakan bervariasi bergantung pada periode pemeliharaan dan dan bobot badan kelinci (Tabel 2). Kebutuhan bahan kering pakan berdasarkan periode pemeliharaan berturut-turut muda bobot badan 1,8−3,2 kg (112−173 g/ekor/hari), dewasa bobot badan 2,3−6,8 kg (92−204 g/ekor/hari), induk bunting bobot badan 2,3−6,8 kg (115−251 g/ekor/hari) dan induk menyusui dengan 7 anak bobot badan 4,5 kg (520 g/ekor/hari). (NRC, 1977 dalam ENSMINGER, 1991).
PEMILIHAN JENIS BAHAN PAKAN
SITORUS (1982) melaporkan hijauan merupakan bahan pakan utama yang diberikan oleh peternak kelinci di Jawa dengan jumlah pemberian mencapai 80–90% dari total ransum. Jenis-jenis hijauan yang dapat diberikan sabagai pakan kelinci diantaranya rumput lapangan, sintrong, babadotan lalakina, jukut loseh, daun ubi jalar, daun pisang, daun singkong, daun wortel, daun kangkung, kobis, daun turi dan lamtoro.
Hasil penelitian SUDARYANTO (1984) terhadap beberapa hijauan yang diberikan pada kelinci, melaporkan bahwa ketela rambat dan rumput lapangan merupakan hijauan yang paling baik untuk diberikan pada kelinci. Dari hasil pengamatannya terdapat petunjuk untuk menggunakan hijauan ketela rambat dalam bentuk kering, sehingga jumlah konsumsi bahan kering dapat terjamin. Selanjutnya SARTIKA (1988) melaporkan daun wortel mempunyai potensi yang baik untuk dimanfaatkan sebagai pakan kelinci di daerah padat penduduk (lahan sempit) seperti di perkotaan.
Upaya lain yang dapat dilakukan adalah pemanfaatan bahan pakan berasal limbah pertanian yang tersedia, murah dan memiliki potensi untuk dimanfaatkan oleh kelinci. RAHARDJO et al. (2004) melaporkan bahwa diantara bahan pakan inkonvensional yang tersedia daun rami (Boehmeria nivea L Goud) yang memiliki kandungan protein cukup tinggi (18,97%) dan ampas teh dengan kandungan protein 17,57% dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak kelinci. Selanjutnya dikemukakan RAHARDJO et al. (2004) bahwa daun rami dapat dimanfaatkan sampai sekitar 30% dari total ransum, sehingga biaya pakan menjadi lebih rendah. Sementara ampas teh dapat diberikan sampai 40% dari total ransum, namun kinerja tertinggi dicapai pada tingkat pemberian 10%.
Konsentrat untuk bahan pakan kelinci dapat berupa pellet (pakan buatan pabrik), atau campuran beberapa bahan pakan diantaranya dedak, bungkil kelapa, bungkil kacang tanah, ampas tahu, ampas tapioka, bulgur, pakan starter ayam, ubi jalar dan ubi kayu. Pemilihan jenis bahan konsentrat tergantung kepada tujuan, sistem pemeliharaan dan ketersediaan bahan pakan di masing-masing daerah.
POLA PEMBERIAN PAKAN
Imbangan hijauan dan konsentrat
Untuk mendukung kecukupan gizi yang seimbang pemberian hijauan perlu diimbangi dengan konsentrat. Pada peternakan kelinci intensif hijauan diberikan 60–80%, sisanya konsentrat. Ada juga yang memberikan 60% kosentrat dan sisanya hijauan (SARWONO,2002). Pakan komersial bentuk pellet yang merupakan campuran hijauan dan kosentrat pada peternakan intensif dibuat dengan imbangan 50–60% hijauan, 50–40% konsentrat (ENSMINGER, 1991). Dalam kaitannya dengan pemberian kosentrat, RAHARDJO et al. (2004) melaporkan hasil penelitiannya pada ternak kelinci Rex yang diberi rumput lapang ad libitum (100%) dan rumput lapang ad libitum ditambah konsentrat, hasil penelitian menunjukkan bahwa performans produksi terbaik ditunjukkan oleh pemberian rumput lapang ad libitum + 60 g kosentrat dengan pertambahan bobot badan sebesar 1191 g/ekor, selama 12 minggu sedangkan pada ternak kelinci yang diberikan rumput lapang ad libitum tanpa konsentrat, pertambahan bobot badannya hanya sebesar 610 g/ekor dalam waktu yang sama.
Bentuk pakan yang diberikan pada kelinci bergantung pada tujuan dan sistem pemeliharaan. Pada beberapa peternakan intensif memformulasikan hijauan dan konsentrat dalam bentuk “pellet” sehingga komposisi bahan keringnya lebih akurat dan peternak tidak perlu lagi memberikan hijuan dalam bentuk segar atau tambahan pakan lain.
Namun kendalanya bagi peternak kecil biaya proses pembuatan pellet ini cukup mahal. Untuk kondisi peternak kecil di pedesaan pemberian pakan dengan mengutamakan pemberian beragam jenis hijauan dan limbah sebagai tambahan seperti dedak, ampas tahu, onggok dan limbah pertanian lainnya adalah alternatif yang paling memungkinkan dalam upaya meningkatkan produktivitas ternak kelinci secara efisien.
Pemberian hijauan
Sebelum diberikan pada ternak hijauan sebaiknya dilayukan terlebih dahulu dengan cara membiarkan/diangin-anginkan pada ruangan sekitar kandang. Zat toksik pada beberapa hijauan seperti adanya HCN pada daun singkong dapat membahayakan kesehatan ternak. Melalui proses pelayuan zat toksik yang terkandung pada hijauan dapat dikurangi. Selain itu pelayuan dapat menurunkan kadar air hijauan yang sangat basah, dimana hijauan yang basah dapat mengakibatkan kembung (bloat) dan mencret (enteritis) pada kelinci (BELANGER, 1977).
Diantara jenis hijauan ada yang sangat bergetah bahkan ada struktur hijauan yang dapat menyebabkan gatal-gatal dan merusak mulut kelinci (SITORUS et al., 1982). Untuk mengatasi hal tersebut dapat dilakukan pencacahan. Pencacahan dilakukan dengan memotong-motong hijauan sepanjang 2−3 cm dengan cara manual atau mekanis. Melalui proses pencacahan tekstur hijauan yang kasar dan getah hijauan dapat dikurangi.
Pemberian konsentrat
Konsentrat yang akan diberikan dipilih dari bahan yang disukai, mudah didapat dan tersedia secara kontinu. Konsentrat harus bersih, tidak rusak, tidak berjamur. Konsentrat diberikan pada tempat pakan yang mudah dijangkau oleh kelinci. Tempat pakan harus selalu dijaga kebersihannya, sisa pakan yang sudah berjamur segera dibuang.
Kecuali bentuk pellet atau crumble, konsentrat bentuk all mash (tepung) sebaiknya dicampur dengan air panas atau diseduh kemudian dikepal-kepal, selain bermanfaat untuk membunuh organisme penyebab penyakit yang mungkin ada, juga dapat mengaktifkan enzym inhibitor yang dapat mengurangi kualitas dari konsentrat tersebut (KRATZER dan PAYNE, 1977 dalam SITORUS et al., 1982). Sebaliknya pemberian konsentrat kering menyebabkan kelinci sering berbangkis dan menyebabkan intake makanan rendah.
Kelinci yang mendapat pakan dari gandum yang telah dikukus menunjukkan pertumbuhan lebih cepat (LEBAS, 1976 dalam LANG, 1981).
Pemberian air minum
Air sangat diperlukan untuk melancarkan makanan dalam saluran pencernaan, terlebih lagi terkait dengan produksi susu bagi induk yang sedang menyusui (SANFORD, 1979). Air minum diberikan secara adlibitum. Pemberian dapat dilakukan dengan menyediakan tempat minum pada masing-masing kandang. Pada beberapa peternakan intesif air minum diberikan dengan sistem nipple yang diinstalasikan pada masing-masing kandang.
Untuk kondisi pedesaan tempat minum dapat dibuat dari bahan yang murah dan mudah didapat misalnya dari bahan plastik yang dilapisi semen sebagai pemberat agar tidak mudah tumpah.
Waktu pemberian pakan
Walaupun pakan kelinci diberikan secara tak terbatas (ad libitum), namun pemberian secara berangsur angsur dengan pengaturan waktu yang tepat akan lebih mengefisienkan dan mengefektifkan jumlah pakan yang diberikan. Pemberian pakan dilakukan 3 kali sehari. Konsentrat diberikan pada pagi hari sekitar pkl 10:00 setelah pembersihan kandang dan 1/3 bagian hijauan diberikan pada siang hari sekitar pkl 13:00 dan 2/3 bagian hijauan diberikan pada sore hari sekitar pkl 18:00.
Mengingat kelinci termasuk binatang malam (noctural), dimana aktivitasnya lebih banyak dilakukan pada malam hari, maka pemberian volume pakan terbanyak pada sore hari sampai malam hari. HARSOJO (1988) melaporkan kelinci yang diberi pakan dari pkl 18:00–06:00 bobot badannya lebih tinggi dibanding kelinci yang diberi pakan dari pkl. 06:00–18:00.
KESIMPULAN
Penerapan tatalaksana pemberian pakan secara keseluruhan yang meliputi pemilihan jenis bahan pakan, pemenuhan jumlah kebutuhan dan pengaturan pola pemberian pakan secara tepat sangat menuntut kesungguhan peternak dalam melaksanakannya.
Bahan-baku pakan sebaiknya yang tersedia dan mudah diperoleh di daerah pemeliharaan dengan harga murah. Produktivitas ternak kelinci dapat dioptimalkan guna menunjang pengembangan agribisnis ternak kelinci yang efisien dan menguntungkan.
Sumber:
Lokakarya Nasional Potensi dan Peluang Pengembangan Usaha Kelinci
TATALAKSANA PEMBERIAN PAKAN UNTUK MENUNJANG AGRIBISNIS TERNAK KELINCI
DEDI MUSLIH, I WAYAN PASEK, ROSSUARTINI dan BRAM BRAHMANTIYO
Balai Penelitian Ternak, PO Box. 221, Bogor 16002
Minggu, 29 Mei 2011
Kelinci Tidak Mau Makan, Ada apa ?
Pecinta kelinci baik yang sudah lama memeliharanya maupun pemula pernah mengalami kondisi seperti ini. Saya coba membuat coretan disini, yang mudah-mudahan bisa membantu para pecinta kelinci. Coretan ini sepertinya perlu saya buat karena begitu seringnya saya mendapat pertanyaan dari temen-temen penghobby kelinci.
Kelinci yang biasanya ceria, makan banyak tetapi tiba-tiba mengalami penurunan nafsu makannya bahkan ada yang ekstrim dengan tidak menyentuh makan sama sekali. Penanganan yang harus dilakukan adalah dengan melihat apa penyebabnya terlebih dahulu.
Kondisi mogok makan kelinci bisa disebabkan faktor stress, faktor psikologis, bosan dengan menu yang ada atau ada gejala penyakit yang dideritanya.
Kita Coba urai sedikit
1. Faktor Stress, lho koq bisa. Kelinci adalah hewan yang gampang sekali stress yang diakibatkan oleh faktor eksternal (predator seperti kucing, anjing, bising seperti suara kucing yang berantem/kawin, suara gonggongan anjing , kondisi kandang).Stress juga bisa terjadi pada kelinci dalam perjalanan jauh. Sehingga jika kondisi stress yang cukup tinggi akan menyebabkan kelinci mogok makan.
2. Faktor psikologis, kelinci tidak mau makan biasanya pada saat kehamilan tua atau menjelang beranak. Beberapa kelinci dalam 2 atau 3 hari sebelum melahirkan akan tampak gelisah dan malas makan. Begitu juga ketika sehabis melahirkan biasanya pada 2 sampai 3 hari akan terjadi kondisi tidak mau makan.
3. Faktor penyakit, ada beberapa penyakit yang menyebabkan nafsu makan menurun seperti scabies yang sudah parah, furmate, cacingan. Kembung merupakan penyakit menakutkan bagi pemelihara kelinci karena dapat menyebabkan kematian, dan kondisi kembung ini biasanya terdeteksi dengan gejala kelinci tidak mau makan, posisi badan selalu membungkuk menahan perut sakit, perut membesar. Penyakit lain adalah diare/mencret, kalau kelinci sudah dalam kondisi diare akut makan terkadang hanya dalam hitungan jam saja kelinci sudah mati. Setelah pulih dari diare juga dapat mengakibatkan kelinci malas makan.
Nah..kira-kira gimana penanganannya jika 3 faktor tersebut sudah bisa kita pastikan ya...Ok tunggu ya nanti kita lanjutkan lagi.
1. Jika kelinci tidak mau makan karena stress sebenernya tidak terlalu bermasalah karena dalam beberapa hari dia akan pulih kembali. Namun perlu juga dibantu dengan meberinya minum madu, gula merah, atau bisa juga dicoba madu yang diminumkan langsung ke kelincinya. Khsusus stress yg disebabkan oleh gangguan eksternal, ya faktor gangguannya yang perlu diminimalkan.
2. Kondisi mau beranak atau pasca beranak, menyebabkan kelinci mogok makan. tetapi hal ini tidaklaha membahayakan, asal pakan rumput atau pakan yang disukai kelinci serta air minum tetap tersedia.
3. Jika faktor penyakit yang menjadi pemicu tidak mau makannya kelinci, maka perlu diobati penyakit tsb.
Nah..dari beberapa kriteria tsb kalau tidak ada tanda-tanda penyakit tetapi kelinci tidak mau makan biasanya saya antisipasi dengan pemberian obat anti kembung (bisa permethyl, enroten, atau obat manusia spt waisan, promaag,antangin cair) + madu. Anda juga bisa memberi Vitamin B12 (beli aja vit dari IPI yang murah), Untuk memancing nafsu makannya lagi bisa diakali dengan pemberian buah apel sebesar 1 sendok makan atau juice buah vita rasa aple, bisa juga diberi buah pisang masak. Biasanya langsung oke.Selamat mencoba.
Kelinci yang biasanya ceria, makan banyak tetapi tiba-tiba mengalami penurunan nafsu makannya bahkan ada yang ekstrim dengan tidak menyentuh makan sama sekali. Penanganan yang harus dilakukan adalah dengan melihat apa penyebabnya terlebih dahulu.
Kondisi mogok makan kelinci bisa disebabkan faktor stress, faktor psikologis, bosan dengan menu yang ada atau ada gejala penyakit yang dideritanya.
Kita Coba urai sedikit
1. Faktor Stress, lho koq bisa. Kelinci adalah hewan yang gampang sekali stress yang diakibatkan oleh faktor eksternal (predator seperti kucing, anjing, bising seperti suara kucing yang berantem/kawin, suara gonggongan anjing , kondisi kandang).Stress juga bisa terjadi pada kelinci dalam perjalanan jauh. Sehingga jika kondisi stress yang cukup tinggi akan menyebabkan kelinci mogok makan.
2. Faktor psikologis, kelinci tidak mau makan biasanya pada saat kehamilan tua atau menjelang beranak. Beberapa kelinci dalam 2 atau 3 hari sebelum melahirkan akan tampak gelisah dan malas makan. Begitu juga ketika sehabis melahirkan biasanya pada 2 sampai 3 hari akan terjadi kondisi tidak mau makan.
3. Faktor penyakit, ada beberapa penyakit yang menyebabkan nafsu makan menurun seperti scabies yang sudah parah, furmate, cacingan. Kembung merupakan penyakit menakutkan bagi pemelihara kelinci karena dapat menyebabkan kematian, dan kondisi kembung ini biasanya terdeteksi dengan gejala kelinci tidak mau makan, posisi badan selalu membungkuk menahan perut sakit, perut membesar. Penyakit lain adalah diare/mencret, kalau kelinci sudah dalam kondisi diare akut makan terkadang hanya dalam hitungan jam saja kelinci sudah mati. Setelah pulih dari diare juga dapat mengakibatkan kelinci malas makan.
Nah..kira-kira gimana penanganannya jika 3 faktor tersebut sudah bisa kita pastikan ya...Ok tunggu ya nanti kita lanjutkan lagi.
1. Jika kelinci tidak mau makan karena stress sebenernya tidak terlalu bermasalah karena dalam beberapa hari dia akan pulih kembali. Namun perlu juga dibantu dengan meberinya minum madu, gula merah, atau bisa juga dicoba madu yang diminumkan langsung ke kelincinya. Khsusus stress yg disebabkan oleh gangguan eksternal, ya faktor gangguannya yang perlu diminimalkan.
2. Kondisi mau beranak atau pasca beranak, menyebabkan kelinci mogok makan. tetapi hal ini tidaklaha membahayakan, asal pakan rumput atau pakan yang disukai kelinci serta air minum tetap tersedia.
3. Jika faktor penyakit yang menjadi pemicu tidak mau makannya kelinci, maka perlu diobati penyakit tsb.
Nah..dari beberapa kriteria tsb kalau tidak ada tanda-tanda penyakit tetapi kelinci tidak mau makan biasanya saya antisipasi dengan pemberian obat anti kembung (bisa permethyl, enroten, atau obat manusia spt waisan, promaag,antangin cair) + madu. Anda juga bisa memberi Vitamin B12 (beli aja vit dari IPI yang murah), Untuk memancing nafsu makannya lagi bisa diakali dengan pemberian buah apel sebesar 1 sendok makan atau juice buah vita rasa aple, bisa juga diberi buah pisang masak. Biasanya langsung oke.Selamat mencoba.
Minggu, 22 Mei 2011
Penyakit Mata Pada Kelinci
Penyakit mata pada kelinci sebenarnya tidak jauh berbeda dengan jenis penyakit yang sama pada manusia. Mulain dari iritasi ringan, katarak sampai kepada kebutaan. Saat ini pengobatan penyakit mata pada kelinci menggunakan obat mata yang biasa dipakai untuk manusia.
Penyakit mata yang sering menerpa kelinci adalah iritasi ringan (mata merah, berair), iritasi sedang ( mata merah, selalu mengeluarkan kotoran/belekan). Obat mata Cendo Xytrol biasanya cukup membantu untuk mengatasi gangguan penyakit mata ini. Dosisnya 1 - 2 tetes yang diteteskan langsung ke mata selama 3 hari. (jika dalam waktu 3 hari tidak menunjukkan hasil atau perubahan, maka jangan diteruskan karena jika diteruskan akan menyebabkan kondisi kerusakan selaput mata yang parah ( bisa terjadi kebutaan).
Jika sakit mata dengan gejala belekan dan tidak bisa diatasi dengan obat mata cendo, maka bisa dicoba obat mata yang berupa salep (kandungan antibiotiknya berbeda seperti terramycin)
Beberapa Gbr di Blog ini diambil dari internet, jk ada Gbr Anda yg saya gunakan dan Anda menginginkan untuk diremove silahkan hubungi saya
Minggu, 10 April 2011
Kesehatan Gigi Kelinci
Gbr.1 Gigi kelinci yang sehat
Gbr.2
Ketika gigi kelinci menjadi terlalu panjang mereka tidak bisa lagi membuka mulut sepenuhnya. Mereka tidak dapat mengunyah dengan baik dan perlahan-lahan bisa mati kelaparan karena kerusakan gigi depan dapat menganggu proses makan
Tetapi kondisi gigi tersebut masih bisa berdampak ke gigi belakang. Gigi belakang kelinci dapat berubah menjadi tajam sehingga dapat memotong pipi atau lidah kelinci
Jika kelinci tidak mendapatkan cukup nutrisi yang baik seperti kalsium, dapat menyebabkan masalah pada kesehatan tulang. Struktur tulang melemah yang memungkinkan akar gigi tumbuh terus-menerus tumbuh tidak normal, yang mengarah ke masalah kerusakan gigi seperti abcesses akar gigi, tertutup tearducts atau bahkan kerusakan total. Kurangnya gizi yang baik sering dilihat dari kerusakan gigi depan, gigi lemah dan rapuh.
Jika mendapatkan kondisi kerusakan gigi, dapat dilakukan perbaikan, namun penanganannya harus dilakukan anestesi/pembiusan. Hal ini juga bisa memerlukan biaya yg cukup mahal.
Untuk itu perhatikan pakan kelinci kesayangan Anda sehingga dapat meminimasi gangguan kesehatan yang diakibatkan kekurangan kalsium sehingga dapat merusak perkembangan gigi kelinci.
sumber rujukan : http://www.fightforfibre.co.uk/
Kamis, 31 Maret 2011
Eksperimen Pembuatan Biogas dari kotoran Kelinci
Kotoran kelinci semakin menumpuk dengan semakin bertambahnya jumlah kelinci. Pengolahan kotoran kelinci untuk dijadikan pupuk tanaman sudah banyak dibahas. Tetapi ada suatu keinginan untuk mencoba kotoran kelinci ini dapat diproses terlebih dahulu mejadi Biogas sehingga dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif untuk kebutuhan rumah tangga. Setelah pemanfaatan kotoran ini menjadi sumber energi, sisanya tetap dapat dimanfaatkan juga sebagai pupuk organik yang tetap memiliki kualitas sebagai penyubur tanah dan tanaman. Jadi, ada dua keuntungan yang diperoleh dengan melakukan proses pengolahan menjadi Biogas ini.
Sebelum nantinya dapat diterapkan sebagai energi rumah tangga, perlu dilakukan eksperimen/percobaan.
Secara teori dapat dijelaskan sbb:
Kebutuhan akan Alat/Bahan:
1. Galon air mineral beserta tutupnya
2. Pisau untuk melubangi tutup galon3. Pipa logam kecil denga diameter kira-kira 1 cm
4. Selang plastik aquarium dengan diameter 1 cm
5. Air.
6. Kotoran kelinci.
Tahapannya:
1. Masukkan kotoran kelinci sampai 1/2 galon.
2. Isilah galon tersebut dengan air secukupnya lalu tutup yang rapat (jangan sampai ada lubang sedikit pun).
3. Siapkan pipa logam dengan diameter 1 cm sepanjang 10 cm dan 20 cm (2 buah)
4. Siapkan selang plastik aquarium dengan diameter 1 cm, sepanjang 1 meter.5. Lubangi tutup galon air mineral sedikit saja (Jangan dibuka tutupnya agar gas tidak hilang/habis menguap).
6. Lalu tusukkan pipa logam pada tutup tersebut.
7. Kemudian sambungkan selang plastik ke pipa logam pada tutup galon tersebut (sebaiknya sambungkan kran untuk memudahkan ujicoba penggunaan gas sehingga tdk terbuang sebelum dipakai).
8. Di ujung selang satunya, sambungkan pipa logam 20 cm.
9. Simpan selama 7 hari
10. Lakukan uji coba dengan membuka kran dan menyulut dengan korek api.
Yang perlu dicatat dari hasil eksperimen ini adalah :
1. Berapa besar energi yang dihasilkan dengan mengujinya untuk memasak air (kapasitas air / lama pembakaran)
2. Berapa banyak kotoran kelinci yg dibutuhkan
3. Berapa waktu ideal terjadinya gas
4. Membuat kesimpulan apakah ekonomis dijadikan alternatif pengganti atau sebagai tambahan energi di rumah tangga.Sebagai referensi yang dilakukan oleh LiBEC (Livestock Bioenergy Conversion) Fakultas Peternakan Unpad, mengembangkan instalasi biogas perdesaan kapasitas biodigester 3m3. dengan diisi kotoran ternak (wastewater) sebanyak 25 liter mampu memproduksi gas methan 4,14m3/hari setara dengan minyak tanah 2,56 liter.
Ada yang berminat bereksperimen ?
Note:
Beberapa Gbr di Blog ini diambil dari internet, jk ada Gbr Anda yg saya gunakan dan Anda menginginkan untuk diremove silahkan hubungi saya
Buat Sendiri Tempat Minum Kelinci versi-2
Tempat minum kelinci buatan sendiri versi-1 sudah tahu kan, perbedaan dengan versi-2 adalah dalam hal pemakaian stoper aja. kalau di ver-1 menggunakan prinsip kedap udara sehingga air tidak mudah keluar (untuk mengakalinya Anda perlu mencoba panjang pendeknya pipa, antara 10 - 15 cm agar diperoleh kedap udara sehingga air tdk mudah ngocor). Nah di ver-2 ini menggunakan tambahan biji tasbih ( bisa juga diganti dengan gotri atau biji klaher).
Bahan Yang perlu disiapkan :
- Botol bekas kemasan air mineral(usahakan yg berbahan agak tebal),
- Lem bakar (bisa di beli di toko elektronik),
- Benang sepatu,
- Pipa almunium,
- Selang plastik(yg muat pas bila dimasukkan ke pipa),
- Biji tasbih(cari yg longgar bila masuk pipa danberbahan keramik/batu)
Cara Membuat :
- Buat rangkaikan dulu biji tasbih+benang sepatu+selang kecil yg sudah di potong kecil2(setengah cm). lihat Gbr 1.
- Siapkan pipa yg sudah dipotong(5cm) dan haluskan bekas potongannya supaya tidak melukai lidah kelinci. lihat Gbr 2.
- Masukkan rangkaian tadi(di Gbr 1) kedalam pipa sampai biji tasbih menyembul keluar setengah. lihat Gbr-3
- Pasangkan rangkaian(Gbr 3) ke botol yang sudah di lobangi lalu lem dengan menggunakan lem bakar. lihat Gbr 4.
- Hasilnya seperti (Gbr 5 & Gbr 6) masih jauh dari sempurna,tapi untuk fungsinya saya rasa cukup lumayan dan biayanya juga jauh lebih murah.Bagai mana selanjutnya ? Silahkan coba sendiri....Selamat mencoba !
Gbr-1
Gbr-2
Gbr-3
Gbr-4
Gbr-5
Gbr-6
dikutip dari FaceBooknya Zainal Arifin
Selasa, 29 Maret 2011
Sumber Uang dari Kotoran Kelinci
Pupuk dari kotoran kelinci
Istilah Ternak Kelinci adalah ternak uang yang ditulis menjadi judul sebuah buku mungkin sedikit banyak ada benarnya, karena potensi dari hewan imut ini jika digali sungguh luar biasa semua bisa jadi uang.
Kalau dari hewannya sendiri, Anda pasti sudah memahami apa saja yang bisa dijadikan komoditas ekonomi.
Nah..bagaimana dengan limbah atau kotoran yang dihasilkan. Urin atau air seni kelinci serta feses yang dihasilkan jika diolah menjadi pupuk organik dan dikemas akan menjnjikan keuntungan yang tidak sedikit.
contoh kemasan pupuk cair dari urin kelinci
contoh pupuk organik dari kotoran/feses kelinci
Satu ekor kelinci yang berusia dua bulan lebih, atau yang beratnya sudah mencapai 1 Kg akan menghasilkan 28,0 g kotoran lunak per hari dan mengandung 3 g protein serta 0,35 g nitrogen dari bakteri atau setara 1,3 g protein. (Spreaadburi dan Yono C. Rahardjo: 1978)
Di dalam kandungan pupuk tersebut, Majalah Domestik Rabbit di Amerika Serikat tahun 1990 silam menyebutkan terdapat kandungan 2,20% Nitrogen, 87% Fosfor , 2,30% Potassium, 36 Sulfur%, 1,26% Kalsium, 40% Magnesium.
Hasil riset tiga peneliti dari Balai Penelitian Ternak (Balitnak Bogor), Sajimin, Yono C. Rahardjo dan Nurhayati D. Purwantari (2005) menyimpulkan, pupuk kandang dari kotoran kelinci berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan maupun produksi rumput P.maximum dan leguminosa S.hamata setelah 6 kali panen (umur 258 hari). Sedangkan dengan penambahan probiotik pada pupuk kelinci interaksinya telah memberikan pengaruh nyata pada tanaman pakan dan meningkatkan produksi hijauan sebesar 34,8-38,0%.
Menurut penelitian tersebut, “komposisi bahan organik C:N rasio, unsur makro dan mikro lebih tinggi pada pupuk kelinci yang ditambahkan probiotik pada waktu proses dekomposisi. Penggunaan probiotik pada pupuk kelinci untuk tanaman sayuran kentang dan kubis juga berdampak positif di mana dengan perlakukantrichoderma rata-rata produksinya lebih tinggi 16,3% (kentang) dan 5% (kubis) di banding tanaman kontrol.”
Sedangkan pada tabel berikut ini menyebutkan kandungan unsur-unsur dalam feses dan urin kelinci berbanding ternak lainnya sebagai berikut.Sumber: Trubus (1996). Klaus (1985 dalam Kartadisastra (2001); Baririh, N.R, Wafiatiningsih, I.Sulistyo, R.A. Saptati BPPT Kaltim 2005)
Djiman Santoso, jutawan kelinci dari Sleman Yogyakarta sebagaimana ditulis di Tabloid Agrina 29 Nopember 2006 lalu mengatakan, “harga pupuk kotoran kelinci mencapai Rp7.500/kg, sedangkan air kencingnya Rp5.000/liter. Seratus ekor kelinci menghasilkan 25 kg kotoran basah per hari.”
Mereka yang memahami manfaat pupuk kelinci wajar jika kemudian memilihnya sebagai pendorong produktivitas. Mu’tazim Fakkih, peternak kelinci dan penggerak pertanian Serikat Islam di Klaten misalnya, sudah bertahun-tahun memanfaatkan pupuk kelinci.
Sebagaimana diulas dalam Tabloid Kontan 29 April 2009 lalu, Tazim membuktikan pupuk dan urin kelinci membuat tanaman sayuran dan buah lebih netral dan kesegarannya lebih tahan lama. Sayangnya, sekalipun ia memiliki ratusan ekor kelinci, pasokan untuk kegiatan agribisnisnya masih kurang.
Di Negara-negara yang sudah menerapkan proyek agribisnis atau agroindustri seperti Amerika Serikat, Kanada, Perancis, Spanyol dan lain-lain pupuk kelinci telah memainkan peranan sebagai bagian terpenting menghasilkan tanaman yang baik, termasuk sebagai cara menghasilkan uang paling hebat dalam pasar pertanian modern.
Saking potensialnya, pupuk kelinci justru mendapatkan perhatian yang serius sehingga dalam mendesain kandang harus diperhatikan. Tujuan membuat desain kandang selain untuk menghindari kemubadziran feses dan urin juga untuk tujuan memudahkan pembersihan keduanya. Selamat mencoba.
Faiz Manshur.-Penulis buku Kelinci (pemeliharaan secara ilmiah tepat dan terpadu): dan buku Ternak Uang (panduan bisnis, marketing dan pemberdayaan ternak kelinci).
sebagian tulisan dikutip dari :http://kelinci.wordpress.com/
Note:
Beberapa Gbr di Blog ini diambil dari internet, jk ada Gbr Anda yg saya gunakan dan Anda menginginkan untuk diremove silahkan hubungi saya
Langganan:
Postingan (Atom)