Tempatnya Hobies, Peternak dan Pecinta Kelinci Mencari Info dan Kelinci Berkualitas di Kota Palembang. Kami juga menyediakan Obat-obatan dan pakan kelinci dengan harga yang terjangkau. cp: Abu Syafwan email: safwanabu0@gmail.com, G-talk : safwanabu0@gmail.com, Facebook : kelinciwongkito atau abu syafwan phone: 081 220 247 414 Beberapa Gbr di Blog ini ada yg diambil dari internet, jk ada Gbr Anda yg saya gunakan dan Anda menginginkan untuk diremove silahkan hubungi saya. Tks

0212345545

0212345545

113-00-0644220-0

113-00-0644220-0

Kandang Galvanis

perlengkapan kandang

Obat Scabies Minum

Pelet Kelinci

Sabtu, 29 Mei 2010

Kelinci Wong Kito

Profile Kelinci Wong Kito


1. Napak Tilas
Gbr. Kelinci Awal di pelihara (jenis lokal) dan tampak kandang sederhana


 Awal memelihara kelinci sebenarnya sudah lama sekali, sekitar 1995 di Bandung. Memelihara kelinci sekedar untuk memberi hiburan kepada anak pertama yang kala itu usianya baru 2 tahun lebih. Kemudian ketika pindah tugas ke Palembang, kebetulan lahan belakang rumah masih ada. Saya berpikir bagaimana memanfaatkan lahan yang ada tetapi bisa melibatkan keluarga khususnya anak-anak. Lagian melihat anak-anak cenderung dengan aktifitas komputer dan game-game setiap hari. Saat ini saya memelihara ikan hias, tetapi anak-anak kurang begitu peduli dengan hobby memelihara ikan ini. 
Iseng-iseng saya menawarkan pada si kecil yang saat itu masih duduk di kelas 3 SD untuk memelihara kelinci, tawaran disambut dan perhilah kami membeli sepasang kelinci kecil mungkin usia belum 1 bulan, sayang dalam beberapa hari kelinci tersebut mati. Kemudian suatu hari Neneknya membawa 1 pasang kelinci lokal yang sudah indukan. Dari sinilah kemudian mulai belajar bagaimana kelinci ini bisa dikembangbiakkan.

2. Proses Belajar
Proses pembelajaran diawal memelihara kelinci ini adalah trial and error berdasarkan literatur / artikel luar negeri, karena saat itu tidak seperti kondisi memelihara kelinci sekarang dimana sudah tersedia FaceBook yang memudahkan sharing informasi antar peternak, kemudian sudah banyak peternak-peternak yang tentunya lebih mudah dalam pembelajaran. Dari proses belajar ini timbul rasa penasaran dan ingin juga mengkoleksi jenis kelinci yang ternyata lebih dari sekedar kelinci-kelinci yang di pajang di Pasar Burung. Beberapa perlengkapan kandang juga dibuat seadanya dari barang-barang yang ada, begitu juga obat-obatan mengedepankan obat-obatan manusia dengan menyeseuaikan dosis (kebetulan istri orang yang mempunyai latar belakang medis jadi memahami farmakologi obat yang terkandung pada obat hewan dari literatur yang saya baca).

3. Mencari Bibit

Mencari bibit bukanlah hal yang mudah karena memang peternak dan akses informasi ke peternak yang sangat minim kala itu. Tahun 2009 di Palembang sendiri saat saya searching di mbah Google yang ada baru peternak dengan nama Amir Hamzah di daerah Kenten ( tetapi ketika coba saya hubungi melalui Telpon ternyata peternak ini sudah tidak usaha kelinci lagi ), lalu ketemu blog CV Kaliberasi di daerah komplek P&K. dimana setahu saya disamping Amir Hamzah dialah awal peternak kelinci hias, namun tidak bertahan lama karena pemilik kelinci ini sedang study di Jogyakarta. Tetapi saya sempat mendapatkan 1 pasang bibit kelinci jenis Rex umur 2 bulanan. Untuk jenis lainnya, baru ada English Angora dan di CV Kaliberasi ini mau dilepas dengan harga yang tinggi (wajar harga saat itu karena memang sulit mendapatkan bibit kelinci hias). Akhirnya saya memutuskan untuk ambil bibit kelinci di Bandung langsung membawa mobil sendiri dari Palembang. Ketika di Bandung sekalian silaturahim dengan teman-teman SMA dulu, dan kebetulan salah seorang teman saya (Kepala Askes di Bandung) tahu keberadaan peternak kelinci di Bandung karena dia ada usaha sapi juga di daerah tersebut. Suatu kebetulan, dimana pencarian bibit begitu mudah dengan harga yang cukup murah juga.


4. Sekedar Hobby
Memelihara kelinci ini memang hanya sekedar hobby tetapi setelah kelinci-kelinci ini beranak pinak, banyak juga yang ingin mengadopsi. Daripada kandang terus penuh akhirnya dijual juga walau awalnya menjual memang sangat berat karena kelinci-kelinci tersebut selalu menemani dan mewarnai hari-hari keluarga kami.
 Gbr. Kandang Galvanis Kelinci Wong Kito

Dengan terus bertambah kelinci-kelinci ini, tentu membutuhkan kandang-kandang lagi, mulailah penambahan-penambahan sampai pada suatu waktu itu jumlah indukan ada sekitar 40 indukan dari berbagai jenis.

Gbr. Kandang Tambahan




Gbr. Salah satu jenis koleksi Kelinci Wong Kito



Gbr. Kelinci Yang diumbar untuk bermain di halaman Kelinci Wong Kito


5. Berbagi Ilmu Beternak Kelinci
Dari banyaknya penuturan orang-orang yang kesulitan memelihara kelinci, maka  Kelinci Wong Kito punya keinginan untuk berbagi. Nama Kelinci Wong Kito belum ada, dan media awal untuk penyebaran ilmu ini adalah melalui facebook (waktu itu saya alergi banget yang namanya main chating atau sejenisnya seperti FB), dan akun FB di create oleh anak saya. Nama Kelinci Wong Kito hanya untuk memudahkan orang mengingat dan intinya mereka yang mendapatkan ilmu merupakan bagian dari Wong Kito juga ( nama "Wong Kito" identik dengan kekeluargaan dan persahabatan sejati). FB lebih banyak dikelola oleh anak-anak, sedangkan saya coba membuat tulisan-tulisan yang mungkin bermanfaat melalui http://www.kelinci-wongkito.blogspot.com yang saat ini Anda baca.Sayapun mulai membantu menyediakan beberapa kebutuhan kelinci seperti Pelet ( Merk Guyofeed adalah merk pakan kelinci pertama yang saya jual, kemudian merk SKR, terakhir adalah Indofeed tetapi merk terkhir sudah tidak saya jual lagi dikarenakan untuk saya pribadi kurang cocok dengan pelet ini.), kandang lipat, kandang galvanis, botol, tempat pakan ,sisir, gunting kuku, dll.

6. Membentuk Komunitas
Tahun 2011 beberapa orang yang memelihara kelinci hias di Palembang mulai sering kontak di FB, dan kemudian punya keinginan untuk mengadakan pertemuan sekaligus membentuk komunitas. Di Bulan Desember 2010 bertempat di kediaman Kelinci Wong Kito di deklarasikan komunitas, nama komunitas belum ada yang ada awalnya KPKP (Komunitas Pecinta Kelinci Palembang).dan berubah jadi KoTaCi. Untuk mengingat tanggal bedirinya komunitas maka di acara malam Tahun baru semua anggota berkumpul di salah satu pengurusnya di Lemabang. Beberapa agenda acara juga mulai digelar, diantaranya pameran kelinci untuk yang pertama kali diadakan di Palembang dengan dilput juga oleh media TV dan Cetak waat itu. Tahun 2011 juga merupakan tahun kelinci sehingga setiap kegiatan kelinci cukup meriah saat itu. Sampailah kami mengadakan acara sales besar-besaran untuk memanfaatkan hari valentine day, dengan mengusung tema "Pink Rabbit Day", rekan-rekan anggota komunitas menggelar stand di PTC Mall untuk masa 10 hari. Dan inilah merupakan hari perpecahan di komunitas, karena rekans sudah lupa akan komitmen menjunjung tinggi kejujuran dan mengedepankan kualitas. Kelinci-kelinci yang dijual seharusnya hasil ternak sendiri tetapi karena tergoda banyaknya peminat, maka kelinci didatangkan dari Jogya dan Bandung, yang celakanya kelinci-kelinci yang belum beradaptasi langsung dipajang di stand penjualan. Anda bisa bayangkan, kelinci-kelinci tersebut jadi program pembantaian terstruktur. Semua pembeli komplain. Dan ketika saya sebagai penasehat komunitas memberi masukan, maka tinbullah fitnah macam-macam terhadap saya. Say putuskan untuk keluar dari komunitas dan membentuk wadah diskusi sendiri yang memang tujuan awal saya ingin mensosialisasikan kelinci dan berbagi ilmu. Thats " Rabbit Hobbies Community" berdiri.
 
 Entar dilanjut ya



1 komentar:

suhayy mengatakan...

saya orang Indralaya ogan ilir,,, saya mau lihat2 koleksi kelincinya,,, boleh minta alamat lengkapnya gak,, soalnya saya mau beternak kelinci,, trmks....

Posting Komentar